Rabu, 04 Januari 2012

prinsip pengembangan media pendidikan


Prinsip Pengembangan Media Pendidikan
Pengantar
Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula.

Karena memang belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang. AECT (Associationfor Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:
  1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.
  2. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
  3. Bahan;merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran,seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).
  4. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder, dan sebagainya.
  5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya.
  6. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya.
Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media pendidikan.
Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa Latin yang adalah bentuk jamak dari medium batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran.
Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Pertanyaan yang sering muncul mempertanyakan pentingnya media dalam sebuah pembelajaran.Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran,karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi,penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan) maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding.
Ada kalanya penafsiran berhasil, adakalanya tidak.Kegagalan/ketidakberhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca,dilihat atau diamati. Kegagalan/ketidakberhasilan atau penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima.
Lantas dimana fungsi media? Ada baiknya kita melihat diagram cone of learning dari Edgar Dale yang secara jelas memberi penekanan terhadap pentingnya media dalam pendidikan:
cone_of_learning.jpg
Secara umum media mempunyai kegunaan:
  1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
  2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
  3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
  4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
  5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
  1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
  2. Pembelajaran dapat lebih menarik
  3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
  4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
  5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
  6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
  7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
  8. Peran guru berubahan kearah yang positif
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.
Untuk itu perlu dicermarti daftar kelompok media instruksional menurut Anderson, 1976 berikut ini:
KELOMPOK MEDIA
MEDIA INSTRUKSIONAL
1.
Audio
  • pita audio (rol atau kaset)
  • piringan audio
  • radio (rekaman siaran)
2.
Cetak
  • buku teks terprogram
  • buku pegangan/manual
  • buku tugas
3.
Audio – Cetak
  • buku latihan dilengkapi kaset
  • gambar/poster (dilengkapi audio)
4.
Proyek Visual Diam
  • film bingkai (slide)
  • film rangkai (berisi pesan verbal)
5.
Proyek Visual Diam dengan Audio
  • film bingkai (slide) suara
  • film rangkai suara
6.
Visual Gerak
  • film bisu dengan judul (caption)
7.
Visual Gerak dengan Audio
  • film suara
  • video/vcd/dvd
8.
Benda
  • benda nyata
  • model tirual (mock up)
9.
Komputer
  • media berbasis komputer; CAI (Computer Assisted Instructional) & CMI (Computer Managed Instructiona
Klasifikasi & Jenis Media
KLASIFIKASI
JENIS MEDIA
Media yang tidak diproyeksikan
Realia, model, bahan grafis, display
Media yang diproyeksikan
OHT, Slide, Opaque
Media audio
Audio K aset, Audio V ission, aktive Audio Vission
Media video
Video
Media berbasis komputer
Computer A ssisted I nstructional ( Pembelajaran Berbasis Komputer)
Multimedia kit
Perangkat praktikum
Media yang Tidak Diproyeksikan
• Realita : Benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar
• Model : Benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda
sesungguhnya
• Grafis : Gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan (Grafik, Chart, Poster, Kartun)
• Display : Medium yang penggunaannya dipasang di tempat tertentu sehingga dapat dilihat informasi dan pengetahuan di dalamnya.
Media Video
• Kelebihan
– Dapat menstimulir efek gerak
– Dapat diberi suara maupun warna
– Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya.
– Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
• Kekurangan
– Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya
– Memerlukan tenaga listrik
– Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam pembuatannya
Media Berbasiskan Komputer
Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan
• Praktek dan latihan (drill & practice)
• Tutorial
• Permainan (games)
• Simulasi (simulation)
• Penemuan (discovery)
• Pemecahan Masalah (Problem Solving)
(Heinich,et.al 1996)
Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran.
Dibalik kehandalan komputer sebagai media pembelajaran terdapat beberapa persoalan yang sebaiknya menjadi bahan pertimbangan awal bagi pengelola pengajaran berbasis komputer:
  1. Perangkat keras -dan lunak- yang mahal dan cepat ketinggalan jaman
  2. Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan perangkat yang dibeli saat ini beberapa tahun kemudian akan ketinggalan zaman.
  3. Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu pendamping guna menjelaskan penggunaannya. Hal ini bisa disiasati dengan pembuatan modul pendamping yang menjelaskan penggunaan dan pengoperasian program.
Pemakaian Komputer dalam Proses Belajar
Sebelumnya perlu dijelaskan istilah CAI dan CMI yang digunakan dalam kegiatan belajar dengan komputer.
CAI; yaitu penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. CAI dapat sebagai tutor yang menggantikan guru di dalam kelas. CAI juga bermacam-macam bentuknya bergantung kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya, bisa berbentuk permainan (games), mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikonkritkan dalam bentuk visual dan audio yang dianimasikan.
CMI; digunakan sebagai pembantu pengajar menjalankan fungsi administratif yang meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi siswa, database buku/e-library, kegiatan administratif sekolah seperti pencatatan pembayaran, kuitansi dll.
Pada masa sekarang CMI & CAI bersamaan fungsinya dan kegiatannya seperti pada e-Learning, dimana urusan administrasi dan kegiatan belajar mengajar sudah masuk dalam satu sistem.
Pemakaian Komputer dalam Kegiatan Pembelajaran
Untuk Tujuan Kognitif
Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri.
Untuk Tujuan Psikomotor
Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.
Untuk Tujuan Afektif
Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer

Senin, 26 Desember 2011

karya ilmiah


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Di dalam dunia pendidikan yang semakin maju dalam menghadapi globalisasi dan menatap masa depan. Pemanfaatan karya ilmiah dalam proses belajar dapat mempertinggi efektifitas dan efesien pencapaian tujuan pengajaran. Oleh sebab itu media pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam menunjang kegiatan proses belajar mengajar. Banyak guna dan manfaat karya ilmiah dalam pendidikan Salah satunya metode penulisan karya ilmiah yang dapat digunakan dalam kegitan skripsi, tesis, dll.

B.     Rumusan masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah  “metode penulisan karya ilmiah” Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada : bagaimana kedudukan karya tulis ilmiah di perguruan tinggi ? dan apa maksud dari penulisan makalah dan laporan buku itu ?

C.    Tujuan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah metode penulisan karya ilmiah,adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui kedudukan karya tulis ilmiah di perguruan tinggi
2.      Dan untuk mengetahui penulisan makalah dan laporan buku.
BAB
KARYA ILMIAH

A.    KEDUDUKAN KARYA TULIS ILMIAH DI PERGURUAN TINGGI
Diperguruan tinggi pada umumnya kedudukan karya tulis ilmiah sangat penting dan merupakan bagian dari tuntutan formal akademik. Dilihat dari jenisnya, karya tulis ilmiah terdiri atas makalah, laporan bab atau laporan buku, skripsi, tesis, dan disertasi. Dilihat dari tujuan penulisannya, karya ilmiah dibedakankedalam 2 jenis, pertama adalah untuk memenuhi tugas-tugas perkuliahan. Kedua adalah karya tulis ilmiah merupakan syarat yang dituntut dari mahasiswa ketika menyelesaikan program studi.
Sebagai bagian dari tugas-tugas perkuliahan, karya tulis ilmiah dalam bentuk makalah dan laporan buku atau laporan bab merupakan bagian dari sistem SKS (satuan kredit smester), yaitu para mahadsiswa diluar klegiatan perkuliahan dalam kelas. Jadi makalah dan laporan buku atau laporan bab merupakan konsekuensi logis dari sistem sks.
Skripsi dapat ditempuh oleh mahasiswa S1 yang memenuhi syarat indeks prestasi kumulatif [IPK] sesuai dengan pedoman akademik yang berlaku dan sejauh yang bersangkutan berminat untuk menempuh jalur in. bagi mereka yang tidak memenuhi persyaratan jalur ini dan atau mereka yang tidak berminat, alternative lain dapat di tempuh yaitu jalur SKS. Tesis wajib disusun oleh setiap mahasiswa pancasarjan/program magister[S2] dan disertai wajib disusun oleh setiap mahasiswa program doctor [S3] dalam rangka menyelesaikan studi.
Di samping itu karya tulis ilmiah juga merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis maupun nilai-nilai teoritis hasil-hasil pengkajian dan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa.  Dengan sifat dan kedudukan ini, maka karya tulis ilmiah  dalam lingkungan masyarakat akademik bisa ikut memeperkaya khasanah keilmuan dan memperkokoh paradigma keilmuan pada bidang keilmuan atau disiplin yang relevan.
Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa karya tulis ilmiah di lingkungan  perguruan tinggi mengemban dua misi, yaitu
1.      Wahana untuk melatih para mahasiswa mengungkapkan pikiran-pikiran secara sistematis, tertib dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2.      Memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan.

B.     PENULISAN MAKALAH DAN LAPORAN BUKU
1.      Makalah
a.      Pengetian makalah
Makalah adalah  karya tulis ilmiah mengenai suatu topic tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatub perkuliahan. Makalah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan.

b.      Karateristik makalah
Suatu makalah memiliki karateristik sebagai berikut :
1)      Merupakan hasil kajian literature dan atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan yang sesuai dengan cakupan permasalahan suatu perkuliahan.
2)      Mendemostrasikan pemahaman mahasiswa tentang permasalahan teoritik yang dikaji atau kemampuan mahasiswa dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan.
3)      Menunjukkan kemampuan terhadap isi dari berbagi sumber yang digunakan.
4)      Mendemonstrasikan kemampuan meramu  berbagai sumber informasi dalam satu kesatuan sintesis yang utuh.

c.       Jenis makalah
ada dua jenis makalah yang berlaku di perguruan tinggi, yaitu :
1)      Makalah biasa (ordinary paper)
2)      Makalah posisi (position paper)
d.      Jenis makalah dan jenjang pendidikan
Mengingat karateristik dan terutama tingkat mompleksitasnya, makalah biasa dipersyaratkan sebagai tugas setiap jenjang pendidikan, artinya baik mahasiswa diploma, S1, S2, dan S3 dapat dikenakan tugas membuat makalah. Untuk setiap dua SKS mahasiswa diharapkan dapat membuat satu makalah, jadi mahasiswa yang mengambil beban semester sebesar 20-22 sks diharapkan telah membuat 10-11 makalah.
Selama menjadi mahasiswa S1  merekan diharapkan membuat 2 dan paling banyak 4 makalh posisi. Makalah posisi tersebut berhubungan mata kuliah pokok bidang studi.
Sedangkan untuk tingkat pancasarjan makalah posisi ini diberikan lebih sering dibandingkan jenjang pendidikan dibawahnya, untuk mahasiswa S2 makalah posisi diharuskan bagi setiap mata kuliah Bidang Studi (BS) Setiap semester.
Untuk jenjang S3, makalah posisi sudah merupakan tugas dari tiap mata kuliah BS mahasiswa S3. Mahasiswa S3 harus mampu mendemonstrasikan posisinya dalam setiap mata kuliah  yang ditempuhnya dan harus pula mempertanggungjawabkan posisi tersebut. Dengan demikian, untuk mahasiswa S3 minimal satu makalah posisi untuk setiap mata kuliah BS.
e.       Sistematika makalah
Baik makalah biasa maupun makalah posisi terdiri atas :
1)      Pendahuluan
Dibagian ini dikemukakan persoalan yang akan dibahas (latar belakang masalah, masalah, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika uraian.
2)      Isi
Mendemonstrasikan kemampuannya dalam menjawab masalah yang diajukan,.
3)      Kesimpulan
Bagian ini merupakan kesimpulan dan bukan bagian isi. Kesimpulan adalah makna yang diberikan penulis terhadap hasil diskusi/uraian yang telah dilakukannya dalam bagian isi. Dalam mengambil kesimpulan tersebut penulis makalah tentu saja harus kembali ke permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.
2.      Laporan buku
Laporan buku atau laporan bab pada dasarnya adalah karya ilmiah yang mendemonstrasikan pemahaman mahasiswa terhadap isi buku  atau bab yang dilaporkan. Dalam bentuk yang lebih tinggi, laporan buku atau laporan bab juga mendemonstrasikan kemampuan analisi dan evaluative mahasiswa. Oleh karena itu laporan buku/bab bukanlah ringkasan atau terjemahan dari buku/bab yang dilaporkan.
Dalam laporan tersebut mahasiswa diharuskan merumuskan isi poko pemikiran dari buku atau ba yamg bersangkutan, serta komentar terhadap isi buku yang dilaporkan.
Sistematika laporan buku adalah sebagai berikut :
Pendahuluan : memberikan gambaran keadaan buku/bab yang dilaporkan seperti judul, pengarang, tahun terbit beserta penerbitan serta alas an pemilihan buku atau bab (bukan alas an formal karena ditugaskan, misalnya).
Isi buku/bab : mengemukakan isi buku dari buku/bab yang dilaporkan sebagai bukti pemahaman pelapor terhadap buku/bab yang dilaporkan.
Komentar : komentar pelapor terhadap isi buku/bab tersebut.
Kesimpulan : kesimpulan tentang buku/bab yang dilaporkan atau implikasi terhadap studi yang dipelajari.
Isi laporan buku, yaitu berupa ringkasan isi buku. Kegiatan ini merupakan inti suatu kegiatan laporan buku. Hal yang perlu diingat dalam membuat ringkasan isi buku adalah penggunaan bahasa pembuat laporan buku, bukan bahasa buku. Dengan demikian pembuat laporan buku tersebut harus mengetahui poko-poko pikiran setiap bagian dalam buku tersebut dan harus dapat menangkap atau memperoleh bagian-bagian yang dipentingkan dalam buku tersebut. Kemudian mengungkapkan kembali dalam bentuk kalimat yang ringkas dengan bahasa sendiri yang bertolak dari poko-poko pikiran tadi. Perbandingan tulisan laporan buku dengan buku aslinya harus proposional dengan tidak menghilanhkan bagian-bagian yang terdapat di dalamnya.
Bagian simpulan berisi pandangan atau penilaian penulis laporan buku terhadap isi buku. Cara pendekatan yang digunakan pengarang dalam menulis buku, cara penyusunannya, bahasa yang digunakannya, dan teknik pencetakan penerbit buku yang bersangkutan.

Cara membuat laporan buku
Bertolak dari hal-hal di atas, maka diproleh gambaran tentang tulisan laporan buku, sehingga  memberikan kejelasan tentang bentuk tilisan laporan buku. Sebagai pelengkap pemahaman kita., sebaiknya baca pula pembahasan ringkasan dan simpulan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, sehingga kita dapat membandingkan tulisan bentuk ini dengan resensi buku.
Berikut ini langkah-langkah yang dapat ditempuh jika kita akan membuat tulisan  laporan buku.
a.       Membaca buku atau artikel yang akan dilaporkan secara keseluruhan dengan berhati-hati dan cermat atau dengan kegiatan membaca pemahaman ;
b.      Setiap memperoleh bagian-bagian yang penting dan pokok pikiran di tulis terlebih dahulu, Agar memudahkan didalam membuat ringkasan ;
c.       Jika terdapat kata-kata yang tidak jelas atau tidak dipahami, segera lihat dalam kamus agar diperoleh pengertiannya ;
d.      Penulisan ringkasan bertolak dari pandangan pengarang ( point of view of the author ), bukan hasil interpretasi ;
e.       Pada ringkasan, kata-kata yang digunakan kata-kata sendiri, bukan kata-kata pengarang yang dikutif dari buku tersebut ;
f.       Hindari sekecil mungkin memberikan penambahan pendapat-pendapat kita dalam bagian ringkasan ;
g.      Memberikan penilaian terhadap keunggulan atau kelemahan buku tersebut secara objektif.






PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, maka dapat di simpulkan bahwa kedudukan karya tulis ilmiah di perguruan tinggi sangatlah penting, dan termasuk bagian tuntutan formal akademik seperti pembuatan sebuah makalah, laporan bab, laporan buku, skripsi, tesis, maupun disertasi. Dan makalah dapat di artikan sebuah topik yang mengenai suatu perkuliahan atau syarat untuk menyelesaikan perkuliahan dalam karya tulis ilmiah, seperti makalah biasa dan makalah posisi. Dan laporan buku/laporan bab suatu pemahaman mahasiswa terhadap isi buku maupun bab dalam karya ilmiah yang.
B.     Saran
Saran dari penulis bila ada kesalahan dalam makalah ini kami minta ma’af, karena kita tidak pernah putus dari kesalahan. Kepada mahasiswa dan mahasiswi kiranya dapat memanfaatkan makalah ini walaupun masih ada kekurangan didalamnya.








DAFTAR PUSTAKA

Djuharie, Otong setiawan dan suherli. 2005. Panduan membuat karya tulis. Bandung: penerbit Yrama widya.